Prosesi Ruwatan Cukur Rambut Gembel Pada Dieng Culture Festival di Dataran Tinggi Dieng

Puncak Acara Ruwatan di komplek candi Arjuna
📸: festivaldiengid

Ruwatan rambut gimbal memiliki berbagai kepentingan dan tujuan masing-masing anggota masyarakat dataran tinggi Dieng.

Masyarakat dataran tinggi Dieng mempunyai motif melakukan ruwatan untuk menghilangkan balak dan menghilangkan rambut gimbal, karena sudah menjadi tradisi dari leluhur serta masih banyak mitos lain yang dihubungkan dengan adanya fenomena rambut gimbal. Adapun rangkaian pencukuran rambut gimbal sebagai berikut:

a. Napak Tilas
Napak tilas yaitu Sebelum upacara pemotongan rambut, akan dilakukan ritual doa di beberapa tempat agar upacara dapat berjalan lancar. Tempat-tempat tersebut adalah:

-Candi Dwarawati
-Komplek Candi Arjuna.
-Sendang Maerokoco,
-Candi Gatot Kaca,
-Telaga Balai Kambang,
-Candi Bima,
-Kawah Sikidang.
-Komplek Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga Warna).
-Kali Pepek, dan tempat pemakaman Dieng.

b. Persiapan Sesaji
Sesaji merupakan salah satu bentuk perantara penyampaian doa yang disampaikan oleh masyarakat Dieng Kulon. Sesaji dibuat oleh sejumlah warga masyarakat dengan cara bersama-sama karena tidak semua warga mengetahui tentang rangkaian dari sesaji Ngruwat Gimbal. Sesaji yang disiapkan untuk upacara adat ngruwat Gimbal Dieng kulon Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnagara mempunyai makna supaya manusia berlindung terhadap tuhan yang maha kuasa.

c. Kirab
Kirab menuju tempat ruwatan 📸: novemlawalata

Kirab atau prosesi arak-arakan anak rambut Gimbal menggunakan kereta kuda dari rumah pemangku adat menuju tempat pencukuran dan pelarungan, dengan berjalan, serta para pembawa permintaan si Bocah rambut Gimbal (lebih dikenal dengan istilah Sesaji Umbo Rampe). Permintaan anak yang akan diruwat dipersiapkan sebelum prosesi pemotongan untuk kemudian diberikan kepada anak berambut gimbal tersebut.

Ritual ini adalah peninggalan leluhur yang hingga kini menjadi tradisi turun-menurun yang ada di dataran tinggi Dieng. Menurut cerita Gimbal, Gimbal yang sudah ada sejak jaman dahulu. Gimbal dianggap sebagai bala atau malapetaka. Oleh karena itu, Gimbal harus diruwat melalui upacara ngeruwat. Upacara ini biasanya dilakukan setelah si anak mengajukan permintaan langsung kepada orang tuanya. Tapi anachnya, bila tradisi ruwatan tidak dilaksanakan atas permintaan Gimbalnya sendiri, maka sekalipun sudah diruwat, rambut Gimbal akan tumbuh kembali.

Kirab merupakan perjalanan arak-arakan menuju lokasi ruwatan. Dimulai dari rumah pemangku adat dan berhenti didekat kawasan sendang macrokoco atau sendang sedayu dengan berkeliling Desa dikawal oleh para sesepuh, para tokoh masyarakat, kelompok-kelompok paguyuban seni tradisional masyarakat. Barisan kirab terdiri dari pengawal utama yaitu dua tokoh sesepuh ing ngayodya, dua orang pembawa dupa (tungku penolak bala) dan para prajurit pembawa tombak, keris dan pusaka lainya, diteruskan dua orang pembawa bunga cucuk lampah. Selanjutnya para pembawa permintaan (sesaji dan ubo rampe) anak Gimbal yang membawa tumpeng robyong, tumpeng kalung. tumpeng lima, rakan jajan pasar, rakan buah, pisang raja emas, kinang, alat rias dan berbagai cangkir dengan macam minuman dan bobo ronyong. Anak-anak yang akan diruwat dinaikkan andong atau angkutan tradisional dimana diikuti rombongan seni tradisional yang nantinya akan menyajikan pagelaran hingga prosesi ritual ruwatan berakhir.

d. Jemasan
Jamasan anak bajang (anak berambut gimbal)di komplek dharmasala

Jamasan (memandikan) anak Gimbal dilaksanakan di sendang sedayu atau sendang maerokoco tepatnya di utara darmasalah komplek candi arjuna. Untuk memasuki sendang sedayu, para anak Gimbal berjalan dinaungi oleh paying robyong dibawah kain kafan panjang di sekitar sendang macrokoco sambil diiringi musik gongso. Prosesi penjamasan tersebut dipimpin langsung oleh Mbah Sumanto dengan menggunakan air jamasan yang ditambah kembang tujuh rupa serta air dari tuk (mata air) Bimalukar, Tuk Sendang Buana (Kali Bana), Tuk Kencen, Tuk Goa Sumur, Kali Pepek, dan tuk Sibido (tuk Pitu). Ruwatan

e. Ruwatan
Ruwatan anak berambut gimbal

Sebelum ruwatan atau ruwatan rambut Gimbal dimulai, Mbah Sumanto terlebih dulu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa guna memohon keselamatan dan kesehatan bagi anak-anak berambut Gimbal yang hendak diruwat. Tidak lupa pula mengucapkan syukur atas nikmat yang telah diberikan sehingga dapat melaksanakan acara tanpa ada halangan suatu apapun. Sementara prosesi ruwatan atau pemotongan rambut Gimbal dilakukan oleh para pejabat dan tamu undangan yang telah ditunjuk oleh panitia. Setelah prosesi pemotongan rambut Gimbal selesai, acara dilanjutkan dengan tasyakuran, sedangkan potongan rambut rambut Gimbal selanjutnya dilarung di Telaga Warna disertai dengan iringan Kidung rumeksa ing wengi.

Kidung rumeksa ing wengi adalah kidung agar kita senantiasa terhindar dari malapetaka saat pencukuran. Dengan demikian kita dituntut untuk senantiasa berbakti, beriman dan taqwa kepada Allah SWT. Fungsi secara tersuratnya antara lain penyembuh segala macam penyakit, pembebas pageblug, mempercepat jodoh bagi perawan tua, penolak bala yang datang di malam hari, menang dalam perang, memperlancar cita-cita luhur. f. Ngalap Berkah

Dalam acara Ruwatan, tidak jauh dari lokasi ruwatan, dilakukan Ngalap Berkah yang dipercaya oleh masyarakat bisa mendatangkan berkah bagi yang mengikutinya. Biasanya berupa selamatan yang biasa dipimpin oleh pemangku adat dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Setelah prosesi pencukuran selesai, sesaji diperebutkan masyarakat dan peserta ritual. Masyarakat yang memperebutkan makanan percaya bahwa apabila mendapatkan makanan tersebut akan memperoleh berkah panjang umur dan banyak rejeki.

g. Larungan

Prosesi larungan 📸:novemlawalata


Setelah ruwatan selesai, maka prosesi ditutup dengan pelarungan rambut Gimbal dimana rambut yang telah diruwat dilarung ke Telaga Balai Kambang atau dilarung di aliran air yang akan menuju ke Laut Selatan." Untuk melarung rambut gembel yang telah dipotong dilengkapi sesaji kembang tujuh macam/warna. Maknanya adalah sebagai berikut:

1) Mawar merah : Lambang keberanian
2) Mawar putih: Lambang kesucian
3) Kembang kantil: Selalu dikenang kumantil
4) Kenanga : Menjadi keuangan seumur hidup
5)Cempaka:Orang harus mampu mengintropeksi diri 
6)Ceplok piring: : Lambang kebahagiaan hidup
7) Kembang melati: Berharap dapat mencapai keharuman nama.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama